Indonesia
merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan yang berkhasiat
obat. Penggunaan tanaman obat secara empiris menjadi dasar bagi penelitian
pengembangan obat tradisional, walaupun belum diakui secara formal tetapi
penggunaan obat tradisional masih tetap tinggi di tengah keberadaan obat modern
yang berbahan kimia (Handayani, 2006).
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia yang
tumbuh subur di tanah Papua di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama
makuto dewo, makuto rojo, dan makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat.
Nama ini diberikan karena pohon ini mampu mengobati aneka penyakit Sampai saat
ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa
penyakit berat seperti kanker, sakit jantung, diabetes, asam urat, tekanan
darah tinggi dan penyakit ginjal (Harmanto, 2004).Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Dewanti W, Siti Narsitoh Wulan dan Indira
Nur C membahas tentang aktivitas antioksidan dan antibakteri produk kering,
instan dan effervescent dari buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa),
memberikan hasil yang signifikan terhadap kegunaan mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa) sebagai antioksidan.
Antioksidan
ialah suatu zat pencegah oksidasi dengan cara menstabilkan radikal bebas. LDL-C
merupakan suatu kolesterol kurang stabil yang rentan proses oksidasi. Apabila
LDL-C teroksidasi maka akan mencetuskan proses pembentukan aterosklerosis pada
pembuluh darah sehingga penyakit jantung koroner akan terjadi.Mahkota
dewa (Phaleria macrocarpa) mengandung flavonoid yang dapat bertindak sebagai
antioksidan dan dapat mencegah penyakit jantung koroner.Hasil
penelitian Lisdawati (2002) menunjukkan bahwa daging buah dan cangkang biji
mengandung beberapa senyawa antara lain: alkaloid, flavonoid, senyawa
polifenol, dan tanin. Golongan senyawa dalam tanaman yang berkaitan dengan
aktivitas antikanker dan antioksidan antara lain adalah golongan alkaloid,
terpenoid, polifenol, flavonoid dan juga senyawa resin.Dari
penelitian ilmiah yang sangat terbatas diketahui bahwa tanaman mahkota dewa
memiliki kandungan kimia yang kaya itu belum semuanya terungkap. Dalam daun dan
kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Selain itu di dalam
daunnya juga terkandung polifenol .Aktivitas
flavonoid sebagai antioksidan sudah tak diragukan lagi. Menurut Shahidi dan
Naczk dalam bukunya berjudul Food Phenolics: Sources, Chemistry, Effects and
Applications, flavonoid berperan sebagai antioksidan karena dapat menangkap
radikal bebas (free radical scavengers) dengan melepaskan atom hidrogen dari
gugus hidroksilnya. Pemberian atom hidrogen ini akan menyebabkan radikal bebas
menjadi stabil dan berhenti melakukan gerakan ekstrim, sehingga tak merusak
lipida, protein, dan DNA (materi genetik) yang menjadi target kerusakan
seluler. Hal senada dikatakan oleh Kandaswami dan Middleton (1997), bahwa
flavonoid dapat bertindak sebagai quencer oksigen singlet dan sebagai chelator
logam
Flavonoid
menghentikan tahap awal reaksi dengan melepaskan satu atom hidrogen kemudian
berikatan dengan satu radikal bebas. Selanjutnya dengan mekanisme seperti itu,
radikal peroksi dapat dihancurkan atau distabilkan oleh resonansi dari gugus
hidroksil yang membuat energi aktivasinya berkurang Peranan flavonoid yang
demikian itu dapat menghalangi terjadinya tahapan inisiasi penyempitan pembuluh
darah atau aterosklerosis. Pada akhirnya dapat mengurangi risiko serangan
jantung koroner dan stroke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar